Pages

Jumat, 21 Desember 2012

Perkenalan dan Seputar tentang Biola

Halo. Nama saya Rhaditia Dwi Kusuma , tapi orang-orang memanggil saya dengan radit atau adit. Saya lahir  di Ciamis ,tanggal 9 Desember 1995 . Sekarang saya kelas XI di MAN 2 CIAMIS sampai 2014 kali ya.....
Dalam Blog ini saya akan memposting tentang tugas dari sekolah, hobby saya dan berbagai info yang menarik.

Ya. Kali ini saya akan mengepost seputar tentang BIOLA.

Biola merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara digesek yang lazim digunakan dalam sebuah orkestra untuk musik klasik maupun dimainkan dengan format lain untuk jenis musik, seperti keroncong, pop, jazz, blues, hingga rock. Jenis alat musik ini juga sering digunakan untuk memainkan musik tradisional dengan memnggunakan perangkat musik tradisional, seperti gamelan. Sering kali , suara biola dipilih dan digemari untuk menghasilkan suasana yang syahdu dan suasana romantis atau kesedihan, namun biola juga dapat menghasilkan suara ceria atau mewakili emosi lainnya.
Di Indonesia, instrumen biola tidak sepopuler gitar atau piano. Selain lebih sulit untuk di pelajari, biola berbeda dengan gitar dan piano yang dapat memainkan melodi dan irama atau pun keduanya secara bersamaan. Biola hanya dapat digunakan untuk melodi, sehingga membutuhkan alat musik lain untuk mengiringinya. Meskipun demikian, biola tetap dapat dimainkan secara solo.

cukup sekian saja posting saya ini semoga bermanfaat . posting selanjutnya saya akan membahas tentang Sejarah Biola.

Jumat, 03 Agustus 2012

Contoh Naskah Drama


Tema    : Pergaulan Bebas
Judul     : Diary Depresiku
Tokoh   : Ai Ida F               as  Gladis
                  Firma Y                as   Silvi
                  Nela NF              as   Bu Anis
                  Nisa N                 as   Ica
                  Syifa SA              as   Cindy            
                  Rhaditia DK       as Pak Guntoro
Scenario
Prolog : Gladis, dia seorang anak yang beruntung karena mempunyai segalanya. Dia memiliki orang tua yang baik, teman yang banyak, dan hidup serba mewah. Tetapi pada suatu ketika permasalahan datang kepada kehidupannya.
                Ketika di rumah Gladis,dia dan teman-temannya sedang menonton Film.
Cindy    :”Dis, gimana keadaan hati kamu?”
Gladis   :”Oh pastinya seneng banget. Udah hidup serba kecukupan, orang tua yang selalu  menyayangiku, pacar yang perhatian, dan punya temen-temen seperti kalian.”
Ica          :”Beruntung banget hidup kamu dis. Aku bangga banget punya teman kaya kamu walaupun serba punya tapi mau berteman dengan siapa saja.”
Silvi        :”Udah deh gak usah berisik. Mending lanjutin aja nonton filmnya. Seru tau!”
Cindy, Gladis,dan Ica : “Iya deh iya .”
Tiba-Tiba orang tua Gladis masuk ke ruang tamu dengan keadaan memanas.
Bu Anis :”Pah,semalam kamu kemana?Kenapa telpon gak diangkat?Sibuk?Oh sibuk.Terus sibuk.”
Pa Guntoro :” Iya memang sibuk dan gak mungkin aku cari yang lain. Ini Semua aku lakukan untuk kalian. Kamu dan Gladis. Sudahlah gak usah dibesar-besarin masalah seperti ini saja bikin rumah gempar.”
Gladis   :”Mah, pah kalian ini apa-apaan??Tolong dong hargai teman-teman aku. Gak usah berantem kaya gini. Ini bukan pertama aku liat kalian berantem. Kalo mamah sama papah gak mau damai aku akan keluar dari rumah
*Karena terbawa suasana Orang tua Gladis menjawab.
Bu Anis :”Silahkan kalau kamu mau kelaur dari rumha ini mamah gak akan larang!”
Pa Guntoro : “Dan ingat papah gak akan biayain hidup kamu lagi.”
Ica          :”Om, tante maaf bukan saya mau ikut campur dengan urusan kalian tapi tolonglah piker-pikir dahulu keputusan kalian.”
Pa Guntoro:”Itu kemauan dia jadi aku sebagai ayahnya tak akan larang dia.Biar dia rasakan bagaimana hidup di luaran sana.”
Bu Ani   :”Lihat, ayahnya saja tidak peduli. Kenapa aku harus peduli. Toh selama ini aku juga bisa hidup tanpa bantuan Gladis dan ayahnya. Aku bisa hidup sendiri.”
Cindy    :”Astagfirullah tante, di dunia ini kita saling membutuhkan. Jangan sampai keluarga ini hancur karena keegoisan.
Gladis   :”Udah cukup!!Aku kira kalian sayang sama aku ternyata aku salah. Kalian gak pantas disebut orang tua. Jangan harap aku akan kembali.”
*Akhirnya Gladis keluar dari rumah dengan perasaan yang begitu sakit.
Silvi        :”Gladis,tunggu kami.Kami akan selalu menemanimu walapun orang tuamu tidak peduli.”
Ica          :”Permisi Om,tante.Semoga kalian menyadari arti dari kebersamaan.”
Cindy    :”Dan yang harus Om dan tante ingat, Gladis itu sangat sayang sama kalian melebihi apapun.”
*Ketiga temannya pun mengikuti Gladis.
Ketika di jalan mereka hanya bisa menenangkan Gladis.
Ica          :”Gladis, udahlah kamu gak usah mikirin mereka, mereka juga belum tentu mikirn kamu malah mereka memertahankan keegoisan mereka.”
Cindy    :”Tapi ca, yang namanya orang tua itu sangat menyayangi kita sebagai anaknya. Aku gak habis piker orang tua Gladis kaya gitu. Kamu kan masih punya kita dan pacar yang kata kamu sayang sama kamu.”
Gladis   :”Oh iya, kenapa aku gak manfaatin keadaan ini untuk curhat sama dia.”
*Gladis pun menelepon pacarnya.
Gladis   :”Halo sayang!!”
Terdengar jawaban dari seberang suara seorang wanita.
Gladis   :”Teman, parah banget di saat kaya gini dia malah mutusin aku dan pergi dengan yang lain.Ini semua kejam buat aku. Dunia terasa pedih buat aku. Tuhan gak sayang sama aku. Aku cape seperti ini. Dan sekarang aku harus kemana dan bagaimana?
Ica          :”Mending kamu ke rumah kita-kita aja tapi maaf kamu sendiri tau kan di rumah aku pengap dengan anak-anak. Maklum 7 bersaudara.”
Cindy    :”Iya aku juga sama. Kayaknya malam ini aku malah nginep di rumah paman soalnya kunci rumah aku hilang dan kunci duplikatnya juga gak ada.”
Gladis   :”Oh ya udahlah teman, aku mau nginep di rumah silvi aja.Bolehkan Silvi? Ya..ple..ase!”
Silvi        :”Eu..gimana ya?izinin gak ya?boleh deh. Tapi di rumah aku juga berantakan banget.”
Gladis   :”Gak apa-apa ko’ yang penting kan aku bisa tidur dalam rumah.”
Cindy    :”Kalo begitu bagus deh. Titip Gladis ya vi, jangan ajarin dia yang macem-macem.”
Silvi        :”Ya deh percayain aja Gladis sama aku.”
*Mereka pun berpisah karena saat itu hari mulai sore tapi orang tua Gladis tak mencoba mencari Gladis.Yang ada mereka saling memanaskan suasana. Pak Guntoro dan Bu Anis saling memiliki kesibukan.
Pak Guntoro :”Hallo Pak, gimana meeting saya besok? Bisa dilaksanakan di Puncak kan? Oh iya terima kasih.”
Kemudian menelpon sekretarisnya.
Pak Guntoro :”Lusy, besok kamu bisa temenin saya. Besok ada meeting di Puncak. Lumayan bisa sekalian liburan.”
Lusy       :”Ya pak baik.”
Bu Anis :”Kamu bisa kan temani aku belanja ke mall , jalan-jalan ke alun-alun. Nanti tante yang traktir deh.”
*Kecurigaan Bu Anis berakhir tak baik. Dia malah menjadi tante-tante kesepian yang sering jalan dengan pria remaja/brondong.
Sementara itu, di rumah Silvi,Gladis hanya murung dan tak banyak kata yang diucapkan.
Silvi        :”Udahlah dis, tak usah kau pikirkan orang tua dan pacarmu itu. Mereka yang tak sayang sama kamu walaupun kau sangat menyayangi mereka masih banyak hal lebih penting yang harus kamu pikirkan. Aku juga menghadapai hidup ini serasa tak punya karena aku punya obat ini yang bisa membuat terasa lepas dan bebas.”
*Gladis tiba-tiba terperanjal melihat temannya memakan pil itu.
Gladis   :”Hah? Kamu pake oabt-oabtan kaya gitu vi ? Aku gak nyangka kamu bakal separah itu, cepat sadarlah!! Sebelum terlambat.”
Silvi        :”Aduh kamu gak usah pura-pura deh. Nanti kamu juga pasti butuh dengan barang ini. Dulu juga aku begitu gak mau make tapi ya begitu lah keadaan yang memaksaku untuk seperti ini. Jadi sekarang ya nikmatin saja.”
Gladis   :”OH gitu jadi menurut kamu obat-obat itu bisa ngelupain semua masalah. Tapi vi kesehatan kamu jadi taruhannya. Nyawa kamu terancam. Berhenti dari sekarang sebelum kecanduan.”
Silvi        :”Aku udah terbiasa dengan brang ini aku gak mau berhenti jadi jangan harap kamu bisa nyruh saya untuk berhenti. Ngerti ? dan ingat satu hal jangan sampai Ica dan Cindy tahu aku suka pake obat-obatan ini,Ok?”
Gladis   :”Ya deh terserah kamu, yang penting aku sudah ngingetin kamu. Aku udah ngantuk, aku tidur duluan aja makasih karena kamu udah izinin aku utnuk menginap disini.”
Silvi        :” Ya lah.”
*Keesokan harinya kebetulan hari Minggu Gladis dan teman-temannya lebih memilih jalan-jalan ke mall.
Ica          :”Teman, rencananya kita kemana nih? Makan ? nonton atau belanja ?”
Cindy    :”Gimana kalau kita nonton?”
Silvi        :”Ok deh.”
Gladis   :”Terus aku gimana?aku gak punya uang, kartu kredit semuanya di blokir. Papah memang benar-benar tidak peduli dengan aku. Dasar Orang tua apa yang seperti itu.”
Silvi        :”Udah gampang soal bayaran biar aku yang bayarin kamu.”
*Akhirnya mereka masuk bioskop. Disana di putar Film tentang anak yanga mengalami broken home dan si pemeran utama melampiaskan masalah kepada narkoba. Gladis merasa tergiur dengan obat-obatan yang ditawarkan Silvi. Karena dia juga berpikir mungkin masalah akan selesai jika dia mencoba narkoba. Tanpa dia pikirkan akibatnya.
*Di luar setelah keluar dari bioskop mereka berbincang-bincang.
Gladis   :”Teman, gimana kalo aku lakuin seperti yang tadi di Film lakuin?”
Cindy    :”Maksud loe?”
Gladis   :”Ya, mencoba NARKOBA.”
Ica          :”Jangan-jangan!!kamu jangan coba-coba dengan hal-hal yang tidak berguna seperti apalah tadi narkoba. Apa kamu tidak lihat akibatnya. Dian meninggal gara-gara overdosis narkoba. Apa kamu gak takut?”
Silvi        :”Kenapa harus takut? Dia nya aja yang gak bisa pake secara bener.”
Cindy    :”Eh kamu malah ngedukung Naroba sih?”
Silvi:       ”Hahahha  canda.”
Cindy    :”Gak lucu.”
Ica          :”Pokonya dis, kota gak pengen kamu dekat-dekat dengan yang namanya narkoba. Say “NO” to drugs. Kita tuh cuma sayang sama kamu. Kita gak mau kamu meninggal dengan cara seperti itu.”
Gladis   :”Oh udah deh kalo gitu gak usah dibahas.”
*Mereka pun pulang dari Mall.Begitu pula dengan Gladis dan Silvi. Seperti kemarin Gladis pulang ke rumah Silvi.
Gladis   :”Vi, obat yang kemarin masih ada?”
Silvi        :”Yang mana?eu..ohh yaya aku inget.Nih!”
Gladis   :”Tapi gratis kan?”
Silvi        :”Ya digratisin aja. Kalo suruh bayar juga gak ada kan?”
Gladis   :”Hehe.. emang gak ada. Makasih ya! Tapi cara ngegunainnya gimana?”
Silvi        :”Aduh kamu deso banget sih. Ya tinggl di kunyah aja. Tapi sebelumnya kenapa kamu jadi berubah pikiran?”
Gladis   :”Aku cape dengan masalah yang aku hadapai. Orang tua gak peduali. Pacar malah nyelingkuhin, aku  cuma punya kalian teman-teman. Tapi  itu gak cukup, aku butuh uang untuk menjalani kehidupan. Aku gak mungkin terus bergantung sama kalian.”
Silvi        :”Oh iya deh. Hati-hati aja ngegunainnya.”
Gladis   :” Sip sip sip.”
*Gladis pun menggunakan Narkoba tersebut. Sementara Silvi pergi ke minimarket. Saat Silvi kembali, Gladis sudah tergeletak di kamarnya dengan keadaan tak sadarkan diri.
Silvi        :”Gladis, Gladis bangun!!”Apa yang harus aku lakuin? Nelpon rumah sakit? Aduh jangan dulu. Orang tua Gladis? Gak mungkin gak mungkin. Ica , Cindy? Yayaya aku telpon mereka saja.
                   Ca, Cindy cepat ke rumah aku!Gladis tak sadarkan diri.”
*Ica dan Cindy puna datang ke Rumah Silvi.
Ica          :”Gladis!Gladis! Bangun! Kamu gak boleh tidur. Ayo kita main. Bangun cepat!!”
Cindy    :”Bangun cepat! Gak lucu. Udahn main-mainnya kami semua khawatir.”
Silvi        :”Dia gak main-main dia pingsan. Gimana dong?”
Ica          :”Ini apa?Narkoba?”
Cindy    :”Jangan bilang dia nekat dan sekarang dia overdosis narkoba/”
SIlvi        :”Sebenernya tadi dia minta obat terlarang. Aku kira dia tahu dosis penggunaannya. Dan maaf aku pengguna narokoba tapi aku janji aku akan berhenti menggunakan barang haram itu.”
Ica          :” OK untuk sekarang kita gak usah maaf-maafan dulu yang penting, apa yanga kita lakukan untuk menyelamatkan Gladis?”
Cindy    :”Udah deh kita hubungi aja mamah sama papahnya Gladis. Biarin aja mereka mau nanggapin kaya gimana yang penting kita telah berusaha menghubungi mereka.”
Cindy    :”Halo Om, tante. Gladis pingsan om. Mending om sama tante kesini ke rumah Silvi. Taukan rumah Silvi ? Di Jalan R.E Martadinata nomor 37.
Bu Anis :”Ya, tante sama om kesana sekarang. Semoga Gladis masih bisa di selamatkan.”
*Setibanya di rumah Silvi, Bu Anis langsung memeriksa Gladis, karena Bu Anis juga seorang dokter.
Bu Anis :”Terlambat, Gladis sudah tidak bisa di selamatkan. Dia telah overdosis. Tante menyesal lakuin semua ini.Karena tante Gladis berakhir seperti ini.”
Pak Guntoro :”Bukan mamah saja yang salah,papah juga salah maafkan kami Gladis. Dulu kami khilaf membiarkanmu pergi dari rumah karena dulu kami sedang emosi.
Silvi        :”Sudahlah Om tante biarkan Gladis bahagia disana walaupun cara dia wafat tidak dalam keadaan terhormat.”
Pak Guntoro :”Padahal Om sama tante sudah berdamai lagi. Kita gak akan berselisih lagi. Tapi sayang Gladis telah pergi. Selamat Jalan anakku.”


TAMAT
               

Sabtu, 10 Maret 2012

Percakapan B.Inggris beserta pertanyaannya


Conversation!
Rhadit             : Hi,Galih . How are you ?
Galih               : Hi,Radit. I am fine and you?
Rhadit             : I am fine too.
Galih               : Rhadit, Can I borrow your pen ?
Rhadit             : Sure, here it’s
Galih               :Ok, Thank you
Rhadit             : Yups no problem, well what are you doing with my pen?
Galih               : I think I use your pen for write a love letter .
Rhadit             : What?love letter for who?
Galih               : For someone who I love.
Rhadit             : I know , I just wanna say Good Luck
Galih               : Rhadit,do you think when the right time to give this letter?
Rhadit             : I think in her birthday. If you want?
Galih               : Oh,right, fortunately next week is her birthday.
Rhadit             : Btw, when her birthday?
Galih               : On 26th dit. Hehehe, do you want  take me to her home?
Rhadit             : Ohh sure, why not?
Galih               : Thank you dit, you are my best friend.
Rhadit             : Ya, your welcome. But I have some question for you?
Galih               : What is your question?
Rhadit             : If you are already familiar with her?
Galih               : Of course
Rhadit             : How long have been you known her?
Galih               : I have known her for 1 month
Rhadit             : How big your love to her?
Galih               : Maybe is same big mount Everest
Rhadit             : Wow mount Everest
Galih               : by the way, do you have a girlfriend?
Rhadit             : No, I don’t have
Galih               : When you will have a girlfriend?
Rhadit             : Maybe soon,
Rhadit             : Do you have a bass? I will sing a song,
Galih               : Yes, I do. This is my bass.
Galih               : Let’s sing together with new song. Can you sing “Sik Asik” from Ayu Ting-Ting?
Rhadit             : Yes, I can. Because i like that song.
Galih               : Are you a fan of Ayu Ting-Ting?
Rhadit             : Yes, because she is beautifull and her voice is good!
Galih               : Wow, Let’s Playing Sik Asik from Ayu Ting-Ting?!
Rhadit             : Wait, or we can sing a song “Bunda” by Melly Goeslow with my violin.
Galih               : It would be nice.

Choose One Answer With Cross A,B,C,D  or E !
1. For what Galih borrow a pen?
A. Write letter                    C. Draw a picture        E. Read a book
B. Write Novel                   D. Write Diary           
2.  “Oh,right, fortunately next week is her birthday.”
      The synonym of the underlined word is ….
A. Midwifery                      C. Opportunely                       E. Usuality
B. Policy                             D. Misconseption
3. How long Galih known that girl?
A. 1 year                             C. 1 hour                     E. 1 month
B. 1 day                              D. 1 minute
4. When Girl Galih’s love birthday?
A. on 24th                           C. on 25th                    E. on 27th
B. on 28th                            D. on 26th       
5. What used Galih and Rhadit to sing the song “Bunda”?
A. Bass and Violin              C. Drum and Guitar    E. Gendang and Saxophone
B. Cello and Piano              D. Harmonica and Harp

Answer the following questions based on the dialogues above!
1. What was written by Galih?
2. What sing is like Rhadit ?
3.Why Rhadit like/fan Ayu Ting-Ting?
4. When Rhadit have a girlfriend?
5. How do you conclude about the dialogue between Rhadit and Galih